JA Morgan

Quisque dolor fringilla semper, libero hendrerit allis, magna augue putate nibh ucibus enim eros acumin arcu

Gelombang tuntutan rakyat terhadap politik yang bertanggung jawab kini tak hanya terjadi di Indonesia. Fenomena serupa melanda Nepal, Prancis, hingga Filipina. Situasi ini menunjukkan betapa krusialnya respons pemerintah terhadap keresahan publik. Jika abai, Indonesia bisa saja mengalami kekacauan sosial-politik yang serupa dengan negara-negara tersebut.

Korupsi sudah lama menjadi masalah besar yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Hampir setiap tahun kita disuguhi berita tentang pejabat, aparat, bahkan tokoh publik yang terseret kasus korupsi. Ironisnya, praktik ini seakan terus berulang dan sulit diberantas meskipun banyak aturan dan lembaga pengawas telah dibentuk. Dari situ, muncul satu pertanyaan penting: apakah kita hanya bisa mengutuk korupsi tanpa benar-benar mengubah akar masalahnya? Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya terletak pada generasi muda. Indonesia membutuhkan generasi berintegritas yang mampu berkata "tidak" pada praktik korupsi sekecil apa pun. Integritas bukan hanya soal jujur, tapi juga tentang konsistensi, keberanian, dan tanggung jawab untuk tetap berada di jalur yang benar meskipun ada godaan atau tekanan.

Pemilihan Umum Raya Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas yang selanjutnya disingkat PEMIRA KM UNAND adalah sarana kedaulatan rakyat (mahasiswa) untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa. Dalam pasal 1 Ayat 7 UU PEMIRA KM UNAND Tahun 2020 disebutkan bahwa PEMIRA harus dilaksanakan berdasarkan asas langsusng, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil atau yang disingkat dengan LUBER dan JURDIL.

(Sebuah Catatan Kecil)

Oleh Muhammad Thaufan Arifuddin (Dosen FISIP UNAND)

Gelombang aksi massa yang belakangan viral di media sosial dari Pati, Bone, hingga Jakarta bukanlah sekadar letupan emosi yang tak berdasar. Aksi masyarakat di Pati (13/08/2025) dipicu oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250%. Bupati Pati, Sudewo, juga malah bersikap arogan menantang rakyat untuk turun ke jalan melawan kebijakannya di Pati.

Bimbingan Kegiatan Kemahasiswaan dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI) Universitas Andalas pada 8 Agustus kemarin meninggalkan ironi yang menusuk usai simulasi mozaik, ada satu hal yang tertinggal, yang tertinggal bukan semangat, tapi tumpukan sampah yang mencoreng wajah kampus. Inilah pemandangan yang membunuh klaim UNAND sebagai “kampus hijau” dalam sekejap.

Di tengah semangat kemajuan dan digitalisasi, dunia pendidikan Indonesia masih menyimpan satu penyakit lama yang tak kunjung sembuh: feodalisme. Dalam berbagai bentuknya, feodalisme masih mengakar kuat, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Ironisnya, ia tumbuh subur justru di ruang-ruang yang seharusnya menjadi ladang pembebasan: ruang kelas, ruang rapat guru, ruang dosen, dan ruang organisasi mahasiswa.

Page 1 of 4