3 Paslon Capresma - Cawapresma Tawarkan Gagasan dalam Debat Pemira

Panggung Pemilihan Raya (Pemira) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas (UNAND) memanas dalam debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UNAND. Debat digelar perdana di Convention Hall Unand pada Selasa 26 November 2025. Tiga pasangan calon (paslon) tampil adu visi misi dan gagasan.

Paslon 1: Pasangan Syakur dan Firdan, dengan slogan “Langkah Bermakna,” menekankan pentingnya BEM sebagai organisasi yang tidak hanya reaktif terhadap isu, tetapi juga proaktif menciptakan solusi jangka panjang. Syakur berargumen, “Gerakan mahasiswa tidak cukup hanya berapi-api. Kita harus memastikan setiap aksi dan kebijakan yang kita ambil meninggalkan jejak yang bermanfaat, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat luas. ‘Langkah Bermakna’ adalah komitmen kami untuk menjadikan BEM sebagai problem solver yang terukur”. Mereka menyoroti rencana penguatan program kerja yang memiliki dampak sosial-ekonomi yang jelas, serta advokasi mahasiswa yang terstruktur dan didukung data konkret.

Paslon 2: Pasangan Deffan dan Hanif, dengan jargon “Dari UNAND untuk Kebersamaan,” memilih fokus mempererat sinergi antara seluruh elemen Keluarga Mahasiswa UNAND. Mereka berpendapat bahwa kekuatan BEM terletak pada soliditas internal. “BEM harus menjadi rumah bagi semua. Slogan kami menegaskan bahwa sebelum kita melangkah keluar, kita harus memastikan ikatan persaudaraan dan kolaborasi antar fakultas, UKM, dan DPM terjalin kuat,” ujar Deffan. Paslon 2 menjanjikan reformasi internal untuk meningkatkan komunikasi dan fasilitas yang lebih merata di seluruh kampus, meyakini bahwa kebersamaan adalah kunci utama untuk gerakan yang efektif dan berkelanjutan.

Paslon 3: Pasangan Nabil dan Fajri, yang mengusung “Narya Nabil-Fajri Berkarya,” menawarkan gagasan yang berpusat pada inovasi dan pengembangan diri mahasiswa UNAND agar memiliki daya saing yang tinggi. Nabil menegaskan, “Masa depan UNAND ada pada karya-karya inovatif mahasiswanya. Kami akan mendorong lingkungan yang suportif agar mahasiswa tidak hanya kritis, tetapi juga produktif. Narya (Nabil-Fajri Berkarya) adalah janji kami untuk memfasilitasi setiap potensi kreatif di kampus.”

Debat memuncak ketika paslon saling menanggapi pertanyaan tentang bagaimana BEM seharusnya berhadapan dengan kebijakan rektorat yang dianggap merugikan mahasiswa. Debat ini memberikan gambaran yang jelas kepada mahasiswa UNAND mengenai pilihan pemimpin mereka di masa yang akan datang.

Reporter: Dzakwan Deffa