Debat Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM Universitas Andalas 2025 berlangsung di Convention Hall Unand pada Selasa 25 November 2025. meskipun diguyur hujan deras sejak siang hari. Debat ini menjadi salah satu ruang resmi untuk menunjukkan kualitas dan kapasitas kepemimpinan masing-masing calon sebelum memasuki hari pemilihan.
Ketua Panitia Pemilihan Umum (PPU) Pemira BEM KM Unand, Harits Dafa, menjelaskan bahwa penyelenggaraan debat bukan hanya formalitas, melainkan memiliki tujuan besar dalam pendidikan politik mahasiswa. Menurutnya, forum seperti ini penting sebagai wadah bagi para calon untuk menjelaskan gagasan secara terbuka sekaligus membantu mahasiswa memahami arah pembangunan organisasi kemahasiswaan untuk satu tahun ke depan.
Harits menegaskan bahwa dari jalannya debat, mahasiswa bisa menilai sendiri kemampuan argumentasi, kedalaman visi, dan keseriusan program yang dibawa masing-masing pasangan calon sehingga keputusan memilih tidak hanya berdasarkan popularitas, tetapi pada pertimbangan substansi.
Meskipun menghadapi beberapa kendala teknis, termasuk hujan deras yang mengguyur kawasan kampus pada hari pelaksanaan, antusiasme mahasiswa tidak surut. Lebih kurang 200 mahasiswa hadir langsung menyaksikan jalannya debat. Harits mengakui bahwa situasi cuaca sempat membuat panitia khawatir akan berdampak pada jumlah kehadiran peserta. Selain itu, sejumlah kendala teknis lain juga muncul selama pengecekan dan persiapan. Capaian ini mencerminkan bahwa mahasiswa Unand memiliki ketertarikan kuat terhadap proses demokrasi internal kampus.
Lebih jauh, Harits menekankan bahwa peran mahasiswa dalam Pemira tidak boleh berhenti hanya pada posisi penonton. Sebagai pemilik suara dan bagian dari komunitas civitas akademika, mahasiswa dinilai memiliki tanggung jawab langsung untuk mengawasi proses demokrasi di kampus agar berjalan sehat, transparan, dan substantif. Kehadiran mahasiswa dalam debat merupakan bentuk nyata dari pengawalan tersebut. Dengan mengikuti jalannya debat, mahasiswa bisa memastikan bahwa proses adu gagasan berlangsung adil dan tidak sekadar menjadi ajang seremonial.
PPU Pemira berharap debat tahun ini membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas demokrasi di Universitas Andalas. Harits menyampaikan bahwa pihaknya terus berkolaborasi dengan kampus untuk memperluas jangkauan informasi agar seluruh mahasiswa dapat mengetahui dan mengikuti rangkaian Pemira. Ia berharap debat tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi ruang pembelajaran politik yang matang. Melalui forum terbuka seperti ini, Harits optimistis bahwa kesadaran politik mahasiswa Unand akan semakin tumbuh dan kualitas demokrasi kampus dapat terus berkembang secara berkelanjutan.
Reporter: Ghaza Alfatih