Mahasiswa Antropologi Unand Adakan Pameran Foto Kearifan Budaya dan Ekologi Mentawai

Mahasiswa Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas menyelenggarakan pameran foto bertajuk “The Web of Life: Culture, Ecology, and the Sentient Forest of Mentawai” pada 27–28 Oktober 2025 di Gedung FISIP Universitas Andalas, Padang.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan kearifan ekologis masyarakat Mentawai, sekaligus mengedukasi publik mengenai hubungan yang erat antara manusia dan alam dalam perspektif antropologi melalui dokumentasi visual hasil penelitian lapangan di Kepulauan Mentawai.

Pameran ini menampilkan berbagai aspek kehidupan sosial, spiritualitas, dan praktik ekologis masyarakat setempat. Setiap foto menggambarkan kedalaman relasi masyarakat Mentawai dengan hutan dan lingkungan yang mereka anggap memiliki jiwa (sentient forest).

Menurut Maskota Delfi, dosen Antropologi Sosial FISIP Universitas Andalas, pameran ini merupakan bentuk apresiasi terhadap upaya mahasiswa dalam memadukan riset akademik dengan ekspresi visual. “Mahasiswa berhasil mentransformasikan hasil penelitian mereka menjadi karya seni yang komunikatif dan inspiratif. Ini menjadi cara baru untuk memahami kebudayaan dan ekologi secara lebih mendalam,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Selama dua hari pelaksanaan, pengunjung dapat menikmati karya foto, berdialog langsung dengan fotografer dan peneliti, serta mengikuti sesi diskusi interaktif mengenai konservasi budaya dan ekologi. Suasana pameran terasa hidup dengan antusiasme pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga masyarakat umum.

Salah satu pengunjung, Agung, mengaku terkesan dengan konsep dan pesan yang disampaikan dalam pameran ini. “Saya benar-benar kagum melihat bagaimana foto-foto ini tidak hanya indah secara visual, tapi juga membawa pesan yang kuat tentang hubunganmanusia dengan alam. Pameran ini membuat saya lebih sadar bahwa budaya lokal seperti di Mentawai punya nilai ekologis yang tinggi dan patut kita pelajari,” tuturnya.

Pameran “The Web of Life: Culture, Ecology, and the Sentient Forest of Mentawai” tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga bukti nyata kontribusi mahasiswa antropologi dalam memperkuat pemahaman masyarakat terhadap relasi antara kebudayaan dan ekologi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif untuk menjaga keberlanjutan alam dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah arus modernisasi yang semakin cepat.

Reporter:

Nofal Ramadhan