Pasangan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Andalas (UNAND), Muhammad Nabil Azka dan Muhammad Fajri, resmi mendeklarasikan pencalonannya dalam Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) UNAND 2025 pada Jumat (17/10), di Kupi Batigo Padang. Deklarasi ini menjadi yang pertama dalam kontestasi tahun ini, dengan membawa semangat reformasi struktural dan perbaikan kultur demokrasi di tubuh BEM KM UNAND.
Paslon ini menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kepemimpinan yang lebih terbuka dan adil. Salah satu gagasan utama yang mereka usung adalah mendorong meritokrasi dan inklusivitas dalam struktur kabinet BEM KM UNAND, guna mengakhiri praktik eksklusivitas kelompok yang kerap dikritik mahasiswa.
“Sudah dua tahun terakhir gairah demokrasi di UNAND menurun. Tahun 2023 presma dipilih lewat aklamasi, lalu 2024 hanya melawan kotak kosong. Kami ingin memulihkan kembali semangat demokrasi yang sehat,” ujar Nabil, mahasiswa Ilmu Politik FISIP UNAND 2022, yang kini menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup BEM KM UNAND.
Ia menambahkan bahwa latar belakang dirinya dan Fajri di bidang advokasi serta birokrasi menjadi bekal penting untuk membangun BEM KM yang inklusif, sinergis, advokatif, dan implementatif. “Saya berasal dari ilmu politik, sementara Fajri punya pengalaman tiga tahun di bidang adkesma dan kini menjabat gubernur BEM FTI. Kami kira kami cukup representatif untuk membawa perubahan nyata,” ungkapnya.
Deklarasi ini juga mencakup pembacaan pakta integritas—dokumen komitmen yang dirumuskan bersama oleh berbagai elemen ormawa pengusung. Di dalamnya, pasangan Nabil–Fajri menyatakan delapan poin utama sebagai bentuk janji moral mereka:
1. Menjunjung tinggi kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan dalam proses pemilihan dan kepemimpinan.
2. Menjaga idealisme gerakan mahasiswa BEM KM UNAND.
3. Memperkuat nilai inklusivitas dan sinergitas antar elemen kampus.
4. Tidak menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi, politik, atau kekuasaan.
5. Menjalankan organisasi secara akuntabel, transparan, dan partisipatif, serta terbuka pada audit moral dan kinerja oleh mahasiswa.
6. Responsif terhadap isu strategis di kampus maupun nasional, termasuk melalui media sosial.
7. Mendorong presidium BEM KM UNAND untuk aktif di media sosial sebagai sarana komunikasi dan pertanggungjawaban kegiatan.
8. Tidak mengedepankan kelompok/golongan tertentu dalam pembentukan kabinet.
“Pakta ini menjadi cara kami membangun keterikatan langsung antara paslon dan para pendukung. Ini bukan hanya formalitas, tapi pernyataan komitmen bahwa kami hadir untuk membawa perbaikan,” tambah Nabil.
Acara deklarasi turut dihadiri oleh sejumlah tokoh organisasi mahasiswa yang tergabung dalam koalisi pengusung pasangan ini. Di antaranya adalah Irfan Fadhila (Ketua BEM FISIP), Fathir Juvira (Ketua Umum UKM PIKMAG UNAND), Khoirul Muhammad Fajri (Ketua HIMA Ilmu Politik), Jibril Dihya Adzikra (Wakil Ketua BEM FISIP), Umar Abdullah Azzam (Plt. Gubernur BEM KM FTI), Asyifa Putri Romansha (Sekretaris Daerah BEM KM FTI), Suci Nurhaliza (Bendahara Daerah BEM KM FTI), M. Haikal Faiz (Kepala Dinas Internal BEM KM FTI), dan Berka Aldizae (Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer).
Dengan mengusung semangat keterbukaan, meritokrasi, dan akuntabilitas, pasangan Nabil–Fajri membuka peluang bagi bangkitnya kembali BEM KM UNAND sebagai wadah gerakan mahasiswa yang lebih sehat dan inklusif.
Wartawan: Chalid Fajrul Akbar