Padang – Sejumlah mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menggelar aksi pada Senin, 15 September 2025 bertepatan dengan momentum Dies Natalis ke-69 Unand. Aksi yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unand ini mengusung tema #PRUNANDMakinBanyak dengan sorotan utama pada evaluasi empat tahun status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Unand.
Massa aksi berkumpul di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand sejak pukul 13.00 WIB, kemudian bergerak menuju gedung Rektorat sebagai pusat tuntutan. Dalam seruan yang dipublikasikan BEM KM Unand, aksi ini mengundang seluruh mahasiswa tanpa terkecuali dengan slogan “Tanpamu Kurang Satu.”
Sejumlah pimpinan Unand turun langsung menemui massa aksi, antara lain Sekretaris Unand, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Wakil Rektor IV, serta Direktur Kemahasiswaan. Kehadiran pimpinan universitas ini dimaksudkan untuk menampung aspirasi mahasiswa serta memberikan klarifikasi terkait isu-isu yang berkembang.
Salah satu isu utama yang disorot mahasiswa adalah pembangunan infrastruktur di lingkungan Unand. Hingga kini, pembangunan yang terealisasi baru pada Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Pihak rektorat menjelaskan keterbatasan anggaran menjadi penyebab sejumlah program pembangunan lain harus dipotong atau ditunda. Dana yang tersedia, sekitar Rp50 miliar, baru digunakan untuk tahap pertama pembangunan gedung lima lantai FKG.
Selain itu, rektorat mengungkapkan adanya dukungan dari pihak eksternal, salah satunya Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), yang telah menyelesaikan proses tender pembangunan Gedung Serba Guna (GSG). Ke depan, bantuan ini juga akan diarahkan untuk melanjutkan pembangunan FKG, mengingat fasilitas yang ada saat ini dinilai belum memadai.
Dari sisi transparansi, pimpinan universitas menegaskan laporan keuangan tahun 2024 telah diaudit secara resmi dan anggaran dialokasikan sesuai peruntukan. Peralatan laboratorium di Kampus II dan Kampus III juga diperbarui, meskipun belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi karena keterbatasan dana.
Isu lain yang turut mendapat perhatian adalah layanan IT, birokrasi, akademik, dan kebebasan akademik. Rektorate menekankan komitmennya untuk terus meningkatkan otomasi sistem melalui peluncuran beberapa aplikasi baru seperti sistem keuangan dan e-Sepakat. Sistem yang terintegrasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan akademik maupun administrasi.
Meski telah ada sejumlah penjelasan dari pihak kampus, mahasiswa menilai implementasi PTNBH di Unand masih menyisakan banyak persoalan, terutama terkait transparansi pengelolaan anggaran, pembangunan sarana-prasarana, serta perlindungan kebebasan akademik. Setelah mendengar tanggapan pimpinan universitas, massa aksi akhirnya membubarkan diri secara tertib.
Aksi ini menjadi penanda bahwa peringatan Dies Natalis ke-69 Unand bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga momentum refleksi kritis mahasiswa terhadap perjalanan universitas sebagai PTNBH. BEM KM Unand menegaskan akan terus mengawal isu-isu strategis kampus agar kebijakan yang diambil senantiasa berpihak kepada kepentingan mahasiswa dan civitas akademika secara luas.
Penulis:
Ghaza Alfatih