Konferensi Pers Unand Tegaskan Tak Intervensi Pers Mahasiswa Terkait Berita Dugaan Korupsi

Universitas Andalas menyatakan tidak ada intervensi terhadap media, termasuk UKPM Genta Andalas, dalam pemberitaan dugaan korupsi Laboratorium Sentral. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Unand, Dr. Aidinil Zetra, dalam konferensi pers yang digelar bersama pimpinan universitas pada Selasa 09/09/2025 di ruang seminar PKM lt 1.

Konferensi pers tersebut dihadiri Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Prof. Dr. Kurnia Warman dan Sekretaris Unand Dr. Aidinil Zetra. Pihak rektorat memberikan penjelasan mengenai isu dugaan korupsi di Laboratorium Sentral dan tuduhan adanya intervensi terhadap Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas yang sebelumnya menurunkan berita tentang kasus tersebut.

Aidinil menegaskan bahwa Unand memiliki banyak kerja sama dengan media. Kerja sama itu tidak akan dipengaruhi oleh pemberitaan, baik yang dianggap positif maupun negatif. Menurutnya, yang lebih menentukan isi berita adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan universitas.

“Kerja sama kita banyak dengan media, dan kita tidak akan hubungkan dengan pemberitaan mereka, mau positif atau negatif. Kalau soal positif negatif pemberitaan itu tergantung kita. Kita memproduksi perilaku positif maka orang akan memberitakan yang positif, begitu juga sebaliknya,” kata Aidinil.

Ia menambahkan bahwa kemerdekaan pers merupakan komitmen Unand. Oleh karena itu universitas tidak akan menghubungkan isi pemberitaan media dengan kerja sama yang sudah atau akan dijalankan. Menurutnya, menjaga kebebasan pers penting untuk membangun transparansi dan akuntabilitas perguruan tinggi.

“Kemerdekaan pers itu mutlak bagi Unand, itu komitmen kita. Jadi tidak akan ada intervensi dan pengaruh berita media dengan kerja sama kita. Tidak ada hubungan antara konten media yang terbit dengan kerja sama yang dilakukan,” jelasnya.

Aidinil juga menyoroti peran pers mahasiswa dalam mendukung aktivitas akademik. Menurutnya keberhasilan penelitian, pengabdian masyarakat, dan prestasi mahasiswa tidak akan bermakna jika tidak dipublikasikan secara luas. Karena itu kerja sama dengan pers mahasiswa maupun media eksternal dipandang strategis bagi Unand.

“Bagi kami kerja sama dengan media itu penting. Tidak ada arti keberhasilan, prestasi, atau hasil penelitian dan pengabdian kalau tidak dipublikasikan oleh media,” ujarnya.

Pernyataan ini menjadi tanggapan resmi rektorat Unand terhadap isu yang berkembang di tengah mahasiswa maupun publik. Dengan tegas Unand menepis anggapan adanya tekanan kepada media dan tetap berkomitmen mendukung kemerdekaan pers.

Dengan klarifikasi ini, pihak universitas berharap tidak ada lagi keraguan mengenai posisi Unand terhadap media. Kebebasan pers tetap dijaga, sementara kerja sama dengan berbagai pihak terus berjalan untuk mendukung penyebaran informasi yang benar kepada masyarakat.

 

Penulis:

Ghaza Alfatih