Badan Kelengkapan Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (BKMWA UM) Universitas Andalas menggelar kegiatan Sekolah MWA di Gedung Seminar F pada Kamis (8/5/2025). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai delegasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai fakultas di lingkungan UNAND serta menjadi sarana pengenalan BKMWA UM kepada mahasiswa UNAND.
Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Aiken Jetro, perwakilan dari BKMWA UM, yang mengangkat tema “Optimalisasi Peran MWA-UM di Perguruan Tinggi.” Dalam pemaparannya, Aiken menjelaskan struktur, fungsi, dan urgensi BKMWA dalam menjembatani aspirasi mahasiswa kepada pihak universitas. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif mahasiswa dalam mengawal setiap kebijakan kampus melalui peran representatif MWA-UM.
Materi berikutnya disampaikan oleh Wakil Rektor IV (WR IV), Prof. Dr. Henmaidi, S.T., M.Eng.Sc yang memulai pemaparannya dengan menyampaikan apresiasi untuk kegiatan Sekolah MWA. Menurutnya, kegiatan ini perlu dilakukan berkelanjutan.
“Ini menurut saya merupakan program yang sangat baik, yang bisa dilakukan berkelanjutan untuk membangun kompetensi yang tidak didapatkan di ruang ruang kelas,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Henmaidi fokus membahas tantangan yang dihadapi UNAND di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut memaksa UNAND untuk melakukan pemangkasan pendanaan di berbagai sektor serta mendorong UNAND untuk mencari alternatif sumber pembiayaan guna menjaga keberlanjutan operasional, salah satunya adalah melalui penambahan 10% kuota dalam penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini.
Menjawab keresahan mahasiswa mengenai Dana Abadi yang diberlakukan untuk mahasiswa baru tahun 2025, ia menegaskan bahwa program tersebut tidak lahir karena efisiensi anggaran, melainkan karena UNAND telah memenuhi kriteria kelayakan sebagai pengelola dana wakaf. Ia menambahkan, meskipun iuran Dana Abadi diberlakukan kepada mahasiswa baru, pihak universitas tetap membuka opsi pengembalian dana bagi mahasiswa yang keberatan.
“Kalau memang ada yang tidak setuju, bisa langsung ajukan pengembalian dan kami akan transfer kembali,” tegasnya.
Melalui kegiatan Sekolah MWA ini, BKMWA UM tidak hanya memperkuat eksistensinya sebagai jembatan komunikasi antara mahasiswa dan pihak kampus, tetapi juga memperluas wawasan mahasiswa terhadap dinamika kebijakan universitas dan bagaimana kehadiran mereka dibutuhkan dalam mengawal setiap kebijakan yang ada melalui BKMWA.
Penulis: Arirahmah