Padang, Detak Alinea – Ikatan Kekerabatan Antropologi (IKA) Universitas Andalas (UNAND) menggelar pameran sebagai bagian rangkaian Musyawarah Besar (Mubes) IKA, yang bertempat di gedung D FISIP UNAND, pada Sabtu (22/02/2025). Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi alumni dan mahasiswa, tetapi juga menampilkan perjalanan panjang antropologi di Universitas Andalas.
Pameran ini menampilkan koleksi beragam, termasuk foto-foto kegiatan mahasiswa dari tahun 1982 hingga sekarang, benda koleksi pribadi maupun milik kampus, serta arsip sejarah. Beberapa koleksi berasal dari wilayah Mentawai dan Minangkabau, yang mencerminkan kajian etnografi sebagai bagian penting dari disiplin antropologi.
Kepala Departemen Antropologi, Zainal Arifin, menyebutkan bahwa pameran ini lahir dari keinginan mahasiswa untuk menampilkan kreativitas mereka sekaligus memperlihatkan perkembangan antropologi dari masa ke masa.
“Banyak alumni yang ingin melihat bagaimana antropologi berkembang. Pameran ini menampilkan berbagai koleksi mahasiswa, foto dokumentasi, serta arsip sejarah yang menggambarkan dinamika antropologi sejak tahun 1982,” ujar Zainal.
Perwakilan IKA, Yefri Heriani, menekankan bahwa pameran ini bukan sekadar menampilkan foto dan benda etnografi, tetapi juga mencerminkan semangat ilmu antropologi.
“Antropologi adalah ilmu yang memahami berbagai isu kemanusiaan dan perubahan budaya. Melalui pameran ini, kita melihat bagaimana ilmu ini berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat,” ungkap Yefri.
Selain pameran, Mubes IKA menjadi wadah refleksi dan evaluasi bagi anggota. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau ulang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), menyusun program kerja, serta memilih kepengurusan baru.
“Kami berharap IKA tidak hanya bermanfaat bagi alumni, tetapi juga berdampak bagi mahasiswa dan masyarakat luas,” tambah Yefri.
Sebagai bagian dari perayaan ini, civitas akademika antropologi sosial Universitas Andalas juga menyampaikan apresiasi kepada para pendiri jurusan yang telah berkontribusi dalam membangun disiplin ini, yakni Abdul Aziz Saleh, Khaidir Anwar, Muchtar Naim, dan Imran Manan. Berkat dedikasi mereka, antropologi UNAND telah berkembang menjadi wadah bagi mahasiswa dan alumni untuk terus belajar, berkontribusi, dan memahami keberagaman budaya.
Ke depan, pameran ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang memperkuat hubungan antar-generasi dalam dunia antropologi serta terus mendorong semangat keilmuan di kalangan mahasiswa dan alumni.
Penulis: Ghina Raudhatul Jannah