Ojek Online Pejuang Demokrasi

Gelombang demonstrasi di bulan Agustus sampai September 2025 kemarin buncah di seluruh  Indonesia, DPR RI merencakan kenaikan tunjangan kerja, tetapi kerja mereka berjoget ketika rapat resmi negara, di luar Gedung Senayan sana ada guru honor yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi hidupnya jauh dari kata sejahtera, setiap hari ada driver ojek online yang lalu lalang di jalanan untuk menafkahi keluarga, ada anak yang butuh biaya sekolah, ada keluarga yang butuh kesejahteraan hidup, nasib rakyat kecil seolah-olah  diabaikan oleh wakil rakyat, DPR bekerja dengan ugal-ugalan, rakyat  marah.

Demonstrasi besar digelar oleh rakyat dan mahasiswa sebagai bentuk protes atas kebijakan elite politik yang tidak pro rakyat kecil, puncak amarah rakyat terjadi karena kematian Affan Kurniawan (21 tahun) pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai Driver Ojek Online, dilindas oleh kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam, ketika menghantarkan orderan makanan untuk mahasiswa yang sedang berdemonstrasi.

Kematian Affan Kurniawan membuat gelombang demonstrasi semakin meningkat di seluruh penjuru Indonesia, ojek online di setiap daerah menggalang solidaritas untuk menuntut Presiden dan Kapolri menghukum berat Anggota Polri yang berada diatas mobil taktis Brimob yang melindas Affan. Gerakan kelompok Ojek Online menjadi kekuatan baru dalam gerakan perjuangan demokrasi di Indonesia, mereka bergerak tanpa adanya kepentingan pragmatis dan tidak terafiliasi politik praktis, memang untuk solidaritas sesama rakyat kecil, melawan negara yang tersandra kapitalis.

Aksi solidaritas atas kematian Affan Kurniawan dan tuntutat 17+8 juga digelar di Kota Padang, Sumatra Barat, (1/9/2025). Kelompok ojek online bergabung bersama mahasiswa dan masyarakat sipil di depan kantor DPRD Provinsi Sumatra Barat untuk menyampaikan aspirasi, salah satu perwakilan ojek online juga ikut berorasi dengan lantang mengkritik kebijakan pemerintah terhadap rakyat kecil dan meminta keadilan untuk kematian Affan Kurniawan.

Rahmad Rizki (19 tahun) mahasiswa hukum keluarga UIN Imam Bonjol Padang, sudah 1 tahun menekuni pekerjaan sebagai driver ojek online di Kota Padang, dengan berpakain seragam maxim Rizki  bersama kelompok ojek online berdiri gagah di depan Kantor DPRD Sumatra Barat untuk menyuarakan kegelisahan tentang negara yang sedang amburadul.

Rizki menyampaikan kekecewaan terhadap Polri atas kematian Affan Kurniawan. “Sebagai anggota polri seharusnya mereka mengayomi rakyat bukan membunuh rakyat kecil seperti kami. Kita ojek online meminta Presiden menghukum anggota polri yang melindas Affan untuk dihukum seberat-beratnya dan diberhentikan secara tidak hormat,” tegasnya.

Rizki meminta DPR memperhatikan nasib ojek online dan rakyat kecil. “DPR tidak menghormati rakyat, kebijakan yang dibuat oleh DPR tidak pro rakyat kecil, kami punya keluarga yang harus dihidupi, tetapi ekonomi tambah sulit,” katanya.

Gerakan solidaritas ojek online akan terus bertambah untuk mengawal kasus kematian Affan Kurniawan. “ Affan meninggal, kita menangis, ojek online harus bersolidaritas,” ungkapnya. Rizki  memberikan saran kepada gerakan mahasiswa agar duduk bersama dengan kelompok ojek online, untuk  membahas permasalahan negara terutama kesulitan ekonomi yang dialami oleh ojek online itu sendiri.

Anggota Komunitas Ojek Online, Garuda Padang Saiyo, Akrab dipanggil Bagindo Rajo (38 tahun) sangat mengencam keras kebijkan DPR yang menaikkan tunjangan kerja, Bagindo menilai seharusnya DPR fokus pada masalah-masalah yang dialami oleh rakyat kecil, seperti meningkatnya angka pengangguran tetepi lapangan pekerjaan tidak tersedia. “Seharusnya DPR memikirkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, contohnya kami ojek online ini sedang mengalami kesulitan, seperti pajak naik tapi penghasilan kami tidak naik juga, ojek online juga butuh sejehtera, oleh sebab itu kami menuntut DPR membatalkan kenaikkan tunjangan kerja, perhatikan juga nasib ojek online yang bekerja di bawah panas matahari ini,” jelasnya.

Bagindo juga meminta Presiden Prabowo untuk mencopot Kapolri dan anggota Brimob yang membunuh Affan, kasus ini harus diusut sampai tuntas dan tidak ada permainan politik dalam kasus ini. “ Kematian Affan membuat hati kami ojek online terluka, segera Revisi UU Polri, tegakkan hukum secara adil, proses hukum harus transparan dan berpihak ke rakyat kecil,” tegasnya.

Bagindo berharap kematian Affan Kurniawan menjadi pelajaran untuk pemerintah dan polri dalam mengambil keputusan kebijakan. “ Dengan kondisi seperti ini keamana negara harus ditingkatkan lagi, prilaku represif aparat terhadap demonstran harus segera dihentikan, pola rekruitmen TNI/Polri harus dibenahi oleh negara, tidak ada lagi sogok-menyongok, supaya anggota yang diberi amanah memang betul bekerja untuk rakyat,” tutupnya.

 

Penulis:
Rangga Zamahendra