Panitia Pemilihan Umum (PPU) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas 2024 resmi menggelar Pemilihan Raya (Pemira) secara daring pada 9 Desember 2025, pemilihan secara daring dilaksanakan karena terjadinya bencana alam yang menerpa Sumatera Barat akhir November silam (9/12/2025).
Pemira Unand 2025 dilaksanakan melalui situs pemiraunand.com, dengan pemilih yang dibagi menjadi empat dapil untuk memilih calon presiden mahasiswa (capresma), wakil presiden mahasiswa (wapresma), serta calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
Untuk dapat menggunakan hak suaranya, pemilih harus membuat akun dan melakukan verifikasi berkas terlebih dahulu di situs resmi Pemira dengan melampirkan syarat berupa KRS/KTM dan foto wajah dengan menampilkan SSO untuk menjaga data mahasiswa agar tidak disalahgunakan. Setelahnya akan muncul daftar nama capresma, wapresma, dan DPM serta tombol untuk memilih. Proses Pemira berlangsung mulai pukul 09.00–17.00 WIB.
“Setelah batas waktu pemilihan habis, website akan kami kunci,” terang Riski Moraza, anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Ia menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan Pemira diawasi oleh Panwaslu di Studio PKM Lantai 2 Unand, dan jika terjadi kecurangan maka akan langsung dilaporkan ke Bawaslu.
Ketua Panitia Pemilihan Umum (PPU) Unand, Harits Daffa Athallah menyebutkan bahwa partisipasi pemilih lebih banyak dibanding tahun yakni sebanyak 1.580 orang. Ia juga berharap Pemira 2025 dapat berjalan lancar ditengah musibah yang tengah menimpa Sumatera Barat. “Harapan kami Pemira kali ini dapat berjalan lancar, ditengah keterbatasan yang ada. Saya yakin antusiasme pemilih akan lebih besar jika kita dalam kondisi normal.
Kendati demikian sedikitnya jumlah pemilih juga menjadi tanda tanya bagi sebagian mahasiswa. “Jumlah pendaftar yang hanya 1500an orang merupakan angka yang sedikit karena jumlah mahasiswa Unand sekitar 35 ribu. Kalau dihitung ini kurang dari lima persen dan hasil pemilihan jadi suara kecil sebagian kelompok. Tentu ada masalah pada pemira baik itu dari sosialisasi, akses pendaftaran, atau ketertarikan mahasiswa terhadap politik,” tegas Irfan – mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Reporter: Cici Famelya Sari