HIMA Antropologi Tampilkan Parade 7 Unsur Kebudayaan di Fisiphoria

Fisiphoria FISIP UNAND yang berlangsung meriah pada 31 Agustus kemarin menampilkan salah satu pertunjukan yang mencuri perhatian, penampilan tersebut berasal dari parade Himpunan Mahasiswa (HIMA) Antropologi dengan tema "Tujuh Unsur Kebudayaan Universal." Parade ini tak hanya menampilkan keindahan, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang kekayaan budaya.

Ketua HIMA Antropologi, Zahra, menjelaskan bahwa pemilihan tema ini sangat relevan dengan disiplin ilmu antropologi. "Kami mengangkat tema 7 unsur kebudayaan yang meliputi religi, bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, mata pencaharian, dan kesenian. Semua unsur ini adalah pilar utama yang membentuk peradaban manusia," ujarnya.

Yang membuat parade ini istimewa adalah detailnya. Para peserta menampilkan berbagai peran, mulai dari pasukan tombak, pejabat, petani, hingga Bundo Kanduang. Namun, ada satu kelompok yang paling menonjol: Sikerei dari Mentawai. Menurut Zahra, penampilan Sikerei ini bukan sekadar visual, melainkan juga bagian dari misi edukasi. "Di Antropologi UNAND, ada mata kuliah etnografi Mentawai. Ini adalah cara kami memperkenalkan budaya Mentawai secara langsung kepada masyarakat luas," tambahnya.

Peserta parade, Luna, menyatakan tanggapannya sangat positif terhadap tema yang diusung. "Kami sangat antusias dan bersemangat. Tema ini sangat tepat karena sesuai dengan karakter jurusan kami yang selalu menjunjung tinggi keberagaman, tradisi, dan kehidupan masyarakat," kata Luna. Ia juga menambahkan bahwa kekompakan terlihat dari pose ceria, simbol salam budaya, serta pengibaran bendera yang menjadi identitas mereka.

Para peserta berharap Hima Antropologi dapat terus mengangkat tema yang lebih kreatif di masa mendatang, tidak hanya menampilkan identitas visual tetapi juga memperkuat pesan tentang pentingnya menjaga budaya di tengah derasnya modernisasi. "Kami berharap Antropologi Unand bisa terus menjadi wadah yang menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia," ujar Luna.

Zahra menutup wawancara dengan pesan yang mendalam. "Untuk parade berikutnya, kami berharap bisa mengangkat tema yang lebih kreatif. Penting untuk diingat bahwa manusia itu berdampingan lewat budaya. Segala sesuatu dalam kehidupan kita tidak bisa lepas dari budaya," pungkasnya. Parade ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, tetapi juga pengingat bahwa kebudayaan adalah jiwa dari sebuah bangsa.

 

Penulis: Nofal Ramadhan