PBHI Bersama PeaceGeneration Adakan Pelatihan Nilai Dasar Perdamaian Tingkat Guru dan Siswa Kota Padang

PADANG, Detak Alinea - Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat (PBHI SUMBAR) berkolaborasi bersama PeaceGeneration Indonesia menyelenggarakan training “12 Nilai Dasar Perdamaian” tingkat guru dan siswa. Dilaksanakan tanggal 24-25 April 2025 (pelatihan guru) dan dilanjutkan pada tanggal 28-29 April 2025 (Siswa-siswi) di SMP Frater. PBHI Sumbar bekerja sama dengan tiga sekolah untuk melaksanakan pelatihan ini, yaitu SMP Frater, SMPN 2 Padang dan SMP Murni. 

Pelatihan ini diadakan karena beberapa tahun terakhir dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan serius terkait meningkatnya intoleransi, perundungan, serta kekerasan verbal dan fisik di lingkungan sekolah. Sumatera Barat, dengan keberagaman budayanya, turut menghadapi problematika ini, terutama dalam konteks bagaimana pendidikan mampu membentuk karakter peserta didik yang inklusif, toleran, dan damai.

Pelatihan kepada guru dengan tema “Mengenal 12 Nilai Dasar Perdamaian,” bertujuan untuk memperkuat kapasitas guru dalam menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai damai di ruang kelas, sekaligus sebagai bagian dari strategi preventif terhadap kekerasan dan diskriminasi di sekolah.

Pada tanggal 24–25 April 2025, pelatihan dilaksanakan di SMP Frater Padang dan diikuti sebanyak 12 orang guru yang berasal dari SMPN 2 Padang, SMP Frater dan SMP Murni Padang. Kegiatan ini difasilitasi langsung oleh tim PeaceGen Indonesia dan PBHI Sumatera Barat. Pelatihan ini mengedepankan metode pembelajaran kreatif, diskusi kelompok, permainan edukatif, serta simulasi pengajaran nilai damai.

Hari pertama, empat orang  fasilitator dari PBHI Sumbar memaparkan 12 Nilai dasar menggunakan metode ARKA (Aktivitas, Refleksi, Konsep, Aplikasi). Pengenalan 12 Nilai Dasar Perdamaian versi PeaceGen: Aku Bangga Jadi Diri Sendiri, No Curiga No Prasangka, Beda Kultur Tetap Akur, Beda Keyakinan Tetap Berteman, Laki-Laki Perempuan Sama-Sama Manusia, Menghargai Orang Lain, Memilih Teman dan Bersikap Inklusif, Konflik Bikin Kamu Dewasa, Pake Otak Bukan Pake Otot, Engga Gengsi Ngaku Salah dan Engga Pelit Memberi Maaf. Para peserta mempraktikkan nilai-nilai ini dengan aktivitas belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Hari kedua berfokus pada pengenalan materi soal FIDS (Feel, Imagine, Do, Share) kepada para guru untuk membuat presentasi dengan mengambil satu persoalan di Kota Padang atau di sekolah mereka. Pelatihan ini menggunakan kerangka pendidikan transformatif, yakni mengajak guru untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk kesadaran kritis dan empati siswa melalui proses belajar yang inklusif dan reflektif.

Sarah, pengurus PBHI Sumatera Barat mengatakan “Harapan PBHI Sumbar dalam melaksanakan pelatihan ini agar terwujudnya lingkungan pendidikan yang inklusif di Kota Padang. Terutama untuk para tenaga pendidik agar lebih aware karena menjadi bagian penting dalam proses Pendidikan di sekolah. Mengingat Kota Padang juga lahir dan tumbuh dari berbagai latar belakang, suku, budaya dan agama yang beragam.