CAEJ dan Sumatra Wild Adventure Gelar Dialog Ekologi: Seruan Perlawanan atas Krisis Lingkungan

Padang, Detak Alinea — Centre for Agraria and Environmental Justice (CAEJ) bersama Sumatra Wild Adventure mengadakan Dialog Ekologi & Layar Solidaritas dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu - 27 April 2025, di Pustaka Steva, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang.

Acara dibuka dengan kata sambutan oleh Ketua Pelaksana, Abdul Afwan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapannya agar dialog ini menjadi ruang pertukaran gagasan dan meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu ekologis.

Rangkaian acara diawali dengan pembacaan puisi karya Kahlil Gibran tentang “Alam dan Manusia” yang dibawakan oleh Dhita Noviana. Setelah itu, acara berlanjut dengan pemutaran film dokumenter berjudul "Tanah Ibu Kami", yang mengisahkan perjuangan kelompok minoritas dalam melawan perusahaan. Film ini menjadi refleksi peringatan Hari Bumi sekaligus mengingatkan pada peringatan Hari Kartini, yang jatuh dalam rentang dua hari berturut-turut.

Usai pemutaran film, acara dilanjutkan dengan sesi dialog yang dimoderatori oleh Novi Fani Rovika, dialog ini menghadirkan Dr. Apriwan, S.Sos., M.A. dan Dr. Virtuous Setyaka, S.IP., M.Si. sebagai pemantik diskusi.

Dalam sesi diskusi, salah satu peserta, Wahyu, bertanya kepada pemantik mengenai pandangan mereka terhadap perjuangan rakyat Air Bangis dalam menuntut hak-haknya, serta respons pemerintah terhadap kasus tersebut. Menanggapi pertanyaan itu, Virtuous menyatakan bahwa sebagai akademisi, tugasnya adalah mengilmiahkan gerakan sosial yang dilakukan masyarakat Air Bangis. Ia menegaskan bahwa idealnya pemerintah tidak menjadi kaki tangan kapitalis, karena kapitalisme merupakan aktor utama dalam kerusakan lingkungan.

Virtuous juga menyoroti pentingnya memperingati May Day hingga saat ini. Menurutnya, hingga tahun 2025, kapitalisme yang eksploitatif masih terus bertahan sehingga perjuangan buruh tetap relevan dan perlu dilanjutkan.

Selanjutnya, Thoriq, peserta lain yang hadir, bertanya tentang bagaimana Indonesia dapat belajar dari pengalaman gerakan sosial di Amerika Latin dalam memperjuangkan kebijakan perlindungan lingkungan. Virtuous menjawab dengan pendekatan strukturalisme, menyatakan bahwa untuk mewujudkan perubahan, perlu diciptakan struktur alternatif yang baru.

Penulis: Chalid Fajrul Akbar