National Conference of Climate Change (NCCC) telah sukses diselenggarakan pada hari Senin, 30 September 2024, di Ruang Seminar Gedung F Universitas Andalas. Acara ini merupakan kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMASHI) Universitas Andalas dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, yang menghadirkan diskusi tentang urgensi perubahan iklim, khususnya di sektor energi, dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta keterlibatan publik dalam upaya transisi menuju energi bersih dan berkeadilan.
Sebagai wadah diskusi yang melibatkan para ahli, mahasiswa, aktivis, serta masyarakat luas, NCCC 2024 menyoroti pentingnya tindakan segera dalam menangani perubahan iklim, yang juga merupakan agenda global dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 13: "Take urgent action to combat climate change and its impacts". Di Indonesia, hal ini tercermin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada Pilar Pembangunan Lingkungan.
Ketua Pelaksana NCCC 2024, Abdul Afwan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa konferensi ini diinisiasi sebagai respons atas tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, terutama di Indonesia yang memiliki kerentanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim. “Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam transisi menuju energi bersih. Ketergantungan pada energi kotor, seperti batu bara, telah menciptakan ketidakadilan sosial dan kerusakan lingkungan yang sangat serius,” ungkapnya.
NCCC 2024 memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya adalah membangun gerakan bersama generasi muda dalam transisi energi, menyediakan forum tingkat nasional untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, memperkuat kapasitas generasi muda dalam menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan aktivis perempuan dalam mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan.
Pada konferensi ini, peserta terlibat aktif dalam diskusi mengenai tiga subtema utama, yaitu penghancuran struktural di sektor energi, demokratisasi energi, dan gerakan sosial untuk perubahan iklim. Diskusi ini menyoroti banyaknya eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu demi keuntungan pribadi, yang berdampak negatif pada lingkungan global. Para ahli dan peserta sepakat bahwa perlunya upaya bersama dalam mencari solusi kebijakan yang lebih baik, termasuk demokratisasi energi sebagai langkah penting menuju transisi energi yang berkeadilan.
Salah satu delegasi, Arini Kasmira, menyampaikan pandangannya terkait taraf kekhawatiran masyarakat terhadap isu perubahan iklim. Ia menyoroti bahwa meskipun kesadaran masyarakat mulai meningkat, masih ada banyak pihak yang belum menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan. Arini juga menyarankan agar pendekatan yang lebih menyeluruh, baik secara offline maupun melalui media massa, dilakukan untuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan energi ramah lingkungan.
Di samping itu, Dr. Ardinis Arbain, M.Sc, seorang dosen di Universitas Andalas, menekankan pentingnya keterkaitan antara isu energi dan perubahan iklim dengan hubungan internasional. Beliau menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat lokal dan mendorong kebijakan publik yang mendukung efisiensi energi menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif perubahan iklim di tingkat global. "Kita harus sadar bahwa ketika pohon terakhir ditebang, ikan terakhir ditangkap, dan sungai terakhir dikeringkan, manusia baru akan sadar bahwa mereka tidak bisa makan uang," ujar Dr. Ardinis, mengutip Eric Weiner.
Sebagai penutup dari konferensi ini, Ketua Pelaksana NCCC, Abdul Afwan, menyampaikan deklarasi hasil gagasan yang telah didiskusikan oleh peserta dan para ahli. Deklarasi ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi konkret bagi para pembuat kebijakan dalam mempercepat transisi energi bersih di Indonesia, dengan memperhatikan prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
NCCC 2024 telah membangun jaringan generasi muda dan pemangku kepentingan lintas sektor untuk bersama-sama memperjuangkan energi yang adil dan berkelanjutan. Hasil diskusi dan kolaborasi ini, diharapkan menjadi langkah-langkah nyata untuk menghadapi krisis iklim dapat diimplementasikan, demi mewujudkan masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia dan dunia.
Penulis: Chalid Fajrul Akbar
Editor: Silvia Junisa