Tradisi Serak Gulo di Kota Padang: Tebarkan 5 Ton Gula, Simbol Syukur dan Persaudaraan

PADANG, Detak Alinea – Gema doa, semangat, dan gelak tawa warga memenuhi depan Masjid Muhammadan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan. Pada 1 Desember 2024, tradisi Serak Gulo, perayaan unik turun temurun komunitas Muslim keturunan India, kembali menyemarakkan Kota Padang.

Serak Gulo, yang berarti "tabur gula", dianggap sebagai penghormatan pada salah satu tokoh penyebar Islam di India, Sahul Hamid, dan simbol rasa syukur, keberkahan, semangat berbagi, serta penguat tali persaudaraan yang diadakan setiap tahun. 

Gula-gula yang telah didoakan sebelumnya dibungkus kain perca, kemudian dilemparkan dari genteng masjid oleh beberapa orang dewasa dan anak muda untuk disambut oleh warga yang berkumpul di bawahnya. Sebanyak 5 ton gula pasir disiapkan, yaitu jumlah terbesar dalam sejarah tradisi ini.

"Tradisi Serak Gulo tahun ini ada 5 ton gula yang dipersiapkan, paling banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujar Ketua Perkumpulan Keluarga Muhammadan, Muhammad Fauzan pada Minggu (1/12/2024). Ia menambahkan bahwa gula tersebut adalah lambang kebaikan yang ditebar tanpa memandang latar belakang.

Sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang mempertahankan tradisi ini, Padang menjadi bukti hidup pelestarian budaya yang sarat makna. Serak Gulo dirayakan setiap 1 Jumadil Akhir dalam kalender Hijriah atau tiga bulan menjelang ramadhan dan menjadi momen yang selalu dinanti masyarakat.

Kemeriahan ini tak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang memperkaya identitas Kota Padang. Tradisi penuh filosofi yang mengingatkan akan pentingnya berbagi rezeki dan menjaga harmoni antar sesama.

Penulis: Silvia Junisa