Darurat Demokrasi: Masyarakat Sipil Sumatra Barat Mengultimatum Negara

Merespon peringatan darurat demokrasi Masyarakat Sipil Sumatra Barat yang terdiri dari unsur Mahasiswa, Akademisi, LSM, NGO, Menggelar aksi demontrasi menolak Revisi UU Pilkada di depan kantor DPRD Sumatra Barat, Kamis (22/8/2024).

Aksi diwaranai dengan seni teatrikal, Spanduk  besar dengan narasi ‘’Sumbar Melawan Oligari, Demokrasi Tidak Boleh Mati’’, Massa aksi secara bergantian menyampaikan orasi yang berapi api, Dan membakar ban sebagai bentuk protes.

Koordinator lapangan aksi  Muhammad jalali menyampaikan bahwasanya DPR tidak lagi menjadi lembaga demokratis tetapi sudah menjadi kaki tangan Jokowi,  Aksi ini dilakukan sampai DPR membatalkan Revisi UU Pilkada yang hanya memuluskan jalan anak Jokowi untuk berkuasa.

‘’Demokrasi sudah dihabisi oleh Jokowi, Buktinya Gibran sudah menjadi Wapres terpilih dan Kaesang akan diberi kemudahan untuk berkuasa, Kita akan tetap menjaga api perlawanan dan akan terus melawan’’, jelasnya.

Massa aksi Masyarakat Sipil Sumatra Barat membacakan ultimatum sebagai bentuk perlawanan terhadap Negara di halaman Kantor DPRD Provinsi, Yang berbunnyi ;1. Sudahi kemuakan dan kemarahan rakyat 2. Hentikan pembahasan Revisi UU Pilkada yang melawan keputusan MK 3. Jika masih ngeyel dan bermain-main, Kedaulatan rakyat  menghimbau rakyat memboikot pilkada yang menghancurkan demokrasi dan republik ini.

Chalvin dari LBH Padang menyampaikan kekecewaannya karena Anggota DPRD Provinsi Sumatra Barat tidak ada yang berada di kantor,  ’’ Kita sama sama tahu hari ini kamis merupakan hari kerja, Tetapi anggota DPRD tidak bekerja, Mereka menghindari massa aksi yang merespon isu demokrasi yang gawat darurat ’’ jelasnya.

Aksi juga dihadiri oleh Aktivis 98 Dr.Harry Effendi Iskandar M.A, Beliau mengatakan saya sangat khawatir kalau proses bernegara tidak lagi dengan dasar hukum, Takutnya nanti Negara hukum ini berubah menjadi Negara kekuasan yang dikuasai oleh sekelompok orang dan keluarga tertentu saja, Sekarang sudah muncul diksi Raja Jawa, Itu sangat berbahaya karena akan memantik perpecahan, Ingat Indonesia didirikan oleh kesepahaman seluruh etnis.

 “Isu ini harus kita kawal secara konsisten sampai kita pastikan cita cita reformasi bisa terwujud secara nyata, Tidak ada kata henti untuk berjuang, Semua Mahasiswa, Akademisi, Dan seluruh lapisan masyarakat sipil harus membangun kekeuatan bersama untuk melawan rezim yang tidak lagi berdasarkan atas ketentuaan UUD 1945 dan Pancasila’’ tegasnya.

 

Penulis: Rangga Zamahendra

Fotografer: Akbar Al Hamdi